LITERASI SAINS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI INDONESIA
Abstract
Abstrak: Literasi Sains Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan gambaran mengenai hakikat literasi sains; analisis literasi sains peserta didik Indonesia berdasarkan survei PISA; serta upaya dan gagasan untuk pengembangan literasi sains di Indonesia melalui pendekatan saintifik. Penulisan artikel ini berdasarkan telaah kepustakaan dari berbagai sumber hasil penelitian yang relevan. Hasil yang diperoleh dari survei PISA sejak tahun 2000 sampai tahun 2018 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat literasi sains yang rendah. Padahal, salah satu tujuan utama pendidikan IPA adalah menciptakan generasi muda yang memiliki kecakapan literasi sains yang memadai. Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya; serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains. Peringkat PISA Indonesia mencerminkan sistem pendidikan Indonesia yang belum mampu memfasilitasi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar bagi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu titik tolak atau cara pandang yang dilakukan oleh guru dalam rangka meniru ilmuwan, karena pendekatan ini meniru langkah-langkah metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam menemukan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dapat melatih peserta didik untuk menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran tradisional menjadikan peserta didik menjadi pendengar yang pasif, sedangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan mendorongpeserta didik aktif dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Literasi Sains, IPA, Survei PISA, Pendekatan Saintifik
References
Arohman, M., Saefudin, dan Priyandoko, D. 2016. Kemampuan Literasi Sains Peserta didik pada Pembelajaran Ekosistem. Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), 13(1), 90-92.
Asyhari, A., Hartati, R. 2015. Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Peserta didik Melalui Pembelajaran Saintifik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (p-ISSN: 2303-1832), 2, 179-191.
Chin, C. 2001. Learning in Science: What Do Students’ Questions Tell Us About Their Thinking?. Education Journal, 29 (2).
Ekohariadi. 2009.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar, 10 (1), 29-43.
Fensham, P. J. 2018. Science Education Policy-Making: Eleven Emerging Issues. Paris: UNESCO, Section for Science,Technical and Vocational Education. Diakses 06 Agustus 2018 pada unesdoc.unesco.org/images/0015/001567/156700e.pdf.
Husain, H., Bais, B., Hussain, A., Samad SA, 2012. How to Construct Open Ended Questions. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 60, 456 – 462.
JawaPost. 2018, 14 November. Sains Indonesia Peringkat Ke-62, Mendikbud Minta Bantuan Denmark. Diakses 10 Januari 2018 pada https://www.jawapos.com/pendidikan/14/11/2018/sains-indonesia-peringkat-ke-62-mendikbud-minta-bantuan-denmark.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses 08 Agustus 2018 pada https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Kemendikbud. 2017. Materi Pendukung Literasi Sains. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses 08 Agustus 2018 pada gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/10/literasi-SAINS.pdf.
Narut. 2018. Efektivitas Modul Sistem Pencernaan Berbasis Nature of Science (Nos) dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 10 (2), 137-273. Diakses 07 Agustus 2018 pada https://ejournal.stkipsantupaulus.ac.id/index.php/jpkm/article/download/227/158/
National Academy of Science. 1996. National Science Education Standards. Washington DC:
National Academy Press. Diakses 08 Agustus 2018 pada https://www.csun.edu/science/ref/curriculum/reforms/nses/nses-complete.pdf.
Novili, W. I., Utari, S., Saepuzaman, D., Karim, S. 2017. Penerapan Scientific Approachdalam Upaya Melatihkan Literasi Saintifik dalam Domain Kompetensi dan Domain Pengetahuan Peserta didik SMP pada Topik Kalor. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika (ISSN 2549-886X), 8 (1), 57-63. Diakses 20 Juli 2018 padahttps://media.neliti.com/media/publications/123871-ID-penerapan-scientific-approach-dalam-upay.pdf
OECD. 2001. Knowledge and Skills for Life First Result from PISA 2000. OECD Publishing: Paris-France.
OECD. 2004. Learning for Tomorrow’s World First Result from PISA 2003. OECD Publishing. Paris-France.
OECD. 2007. Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World. OECD Publishing: Paris-France.
OECD. 2010. PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do - Student Performance in Reading, Mathematics and Science (Volume I): OECD Publishing. Paris-France.
OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD Publishing: Paris-France.
Safitri, A., Erman, dan Admoko. 2016. Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Literasi Sains SMP. Diakses 20 Juli 2018 pada jurnalmahapeserta didik.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/14663
Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., Hofstein A. 2006. Chemical literacy: what it means to scientists and school teachers?. Journal of Chemical Education, 83, 1557-1561.
Suciati, dkk. 2013. Identifikasi Kemampuan Peserta didik dalam Pembelajaran Biologi Ditinjau dari Aspek-aspek Literasi Sains. Diakses 20 Juli 2018 padahttp://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/view/5059
Toharudin, U., Hendrawati, S., Rustaman, Andrian. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.
Veselinovska, S.S., Gudeva L.K., Djokic, M. 2011. The effect of teaching methods on cognitive achievement in biology studying. Procedia Social and Behavioral Sciences, 15 (2011) 2521–2527.
Wieman, C. 2007. A Scientific Approach to Science Education?. Colorado: University of British Columbia.
Xu, J.P., He, Z.J., Ooi, T.L. 2012. Perceptual learning to reduce sensory eye dominance beyond the focus of top-down visual attention. Vision Research, 61, 39–47.
Yanti, I. W., Sudarisman, S., Maridi. 2015. Penerapan Modul Berbasis Guided Inquiry Laboratory (GIL) terhadap Literasi Sains Dimensi Konten dan Hasil Belajar Kognitif pada Materi Sistem Pencernaan. Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Sains V (ISSN: 2407-4659) 2015: 287-295.