HUBUNGAN POLA ASUH DAN POLA KONSUMSI MAKANAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-60 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS KETANG

  • Sesilia Gratia hambura UNIKA St. Paulus Ruteng
  • Yuliana Suryati UNIKA St. Paulus Ruteng
  • Fransiskus X. Meku UNIKA St. Paulus Ruteng
Keywords: Pola Asuh, Pola Konsumsi Makanan, Stunting

Abstract

Latar Belakang: stunting adalah suatu kondisi anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2 Standar Deviasi (stunted) dan kurang dari -3 Standar Deviasi (severely stunted). Intervensi upaya percepatan pencegahan stunting di Kecamatan Lelak sudah dilakukan dengan memonitoring sekaligus menganalisa masalah yang terjadi di desa. Namun, masih ada beberapa indikator yang belum maksimal yang masih membutuhkan intervensi dan pembinaan, seperti pola asuh balita dan pola konsumsi makanan pada masyarakat.

Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dan pola konsumsi makanan terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di wilayah Puskesmas Ketang.

Metode: penelitian ini menggunakan metode retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dari anak usia 24-60 bulan yang mengalami stunting di Wilayah Puskesmas Ketang, yang bertempat tinggal di desa Bangka Lelak dan desa Lentang berjumlah 70 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling yaitu Purposive Sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah sejumlah 60 responden. Variabel pola asuh dan pola konsumsi makanan diperoleh melalui kuesioner pola asuh dan Food Frequency Questionary (FFQ). Variabel kejadian stunting diperoleh melalui data hasil pengukuran tinggi badan dari Puskesmas Ketang.

Hasil: hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki pola asuh permisif sebanyak 36,7% dan pola konsumsi makanan sebanyak 86,7%. Sebagian besar responden memiliki anak dengan kategori pendek (stunted) yaitu sebanyak 70,0%. Hasil uji Rank Spearman diketahui bahwa, terdapat hubungan signifikan antara pola asuh terhadap kejadian stunting pada balita (p-value=0,000). Ada hubungan signifikan antara pola konsumsi makanan terhadap kejadian stunting pada balita (p-value=0,000). Hasil uji regresi logistic didapatkan nilai Odds Ratio (OR) pada pola asuh menunjukan anak yang memiliki ibu dengan pola asuh buruk beresiko 0,159 kali lebih besar mengalami stunting dibandingkan anak yang memiliki ibu dengan pola asuh baik. Pada pola konsumsi makanan, anak yang memiliki ibu dengan pola konsumsi makanan kurang, beresiko 0,043 kali lebih besar mengalami stunting dibandingkan anak yang memiliki ibu dengan pola konsumsi makanan baik.

References

Amalia, H. (2021). Analisis Pola Konsumsi Dan Akses Pangan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Batipuh I …. 2020–2022. http://scholar.unand.ac.id/70459/
Arini Hayati, Fitri Fujiana, M. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan, July, 1–23.
Baidho1, F., Wahyuningsih, F. S., & Pratama, Y. Y. (2021). Hubungan Tinggi Badan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita usia 0-59 Bulan Di Desa Argodadi Sedayu Bantul. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(1), 275–283. https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jkki/article/view/2227
Christiana, I., Nazmi, A. N., & Anisa, F. H. (2022). Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita DI Desa Kertosari Wilayah Kerja Puskesmas Kertosari Banyuwangi. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 8(2), 397–409.
Darwia, D. Y. (2017). Status Gizi Balita. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2016.
Dinkes Manggarai. (2020). Hasil Analisis Pengukuran Stunting Tingkat Kabupaten Manggarai. 1–23.
Fatonah, S., Jamil, N., & Risviatunnisa, E. (2020). Hubungan Pola Asuh Ibu Dalam Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Puskesmas Leuwigajah Cimahi Selatan Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Budi Luhur, 13(2), 293–300.
Kemenkes RI. (2021). Launching Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI). 1–14.
Khairunnas, & Srimulyani. (2021). The Effect of Food Consumption Patterns and Food Intake with Stunting Events in The Work Area of Peureumeu. October 2021, 16–17.
Kusumawardani, H. D., & Ashar, H. (2022). Food Consumption Patterns for Children Under Two Years (Toddler) in Areas with High Stunting Prevalence. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1024(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/1024/1/012071
Larasati, N. N. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 bulan di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari II Tahun 2017. Skripsi, 1–104. https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrx0snHTKJhLFgARQjLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1638055240/RO=10/RU=http%3A%2F%2Feprints.poltekkesjogja.ac.id%2F1719%2F1%2FSKRIPSI%2520NADIA.pdf/RK=2/RS=swmvKM3QgJSvABaMZs1eFtNVdU4-
PemKab Manggarai. (2022). Pemerintah Kabupaten Manggarai: Stunting di Manggarai Turun 3,9 Persen. https://www.manggaraikab.go.id/stunting-di-manggarai-turun-39-persen/
P2PTM Kemenkes. (2018). cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi @ p2ptm.kemkes.go.id. https://p2ptm.kemkes.go.id/post/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi
Suhaimi, A., Syahfari, H., Ramayana, S., Saihani, A., & Royensyah, R. Van. (2022). Food consumption patterns and child stunting in the lowland region. Potravinarstvo Slovak Journal of Food Sciences, 16, 790–799. https://doi.org/10.5219/1789
TNP2K, T. N. percepatan penanggulangan K. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting).
Widyaningsih, N. N., Kusnandar, K., & Anantanyu, S. (2018). Keragaman pangan, pola asuh makan dan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7(1), 22–29. https://doi.org/10.14710/jgi.7.1.22-29
Published
2023-08-01