Local Wisdom Values Of The Atoni Pah Meto Ethnic In The Discourse Of The Traditional Ritual "Helas Keta": An Ethnolinguistic Study

  • Viktorius P. Feka Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Citra Bangsa
  • Agnes M.D. Rafael Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Citra Bangsa
Keywords: Local wisdom values, Traditional Rituals, Helas Keta, Ethnolinguistics

Abstract

This study aims to reveal the values of local wisdom of the Atoni Pah Meto Ethnic in the discourse of the traditional ritual “Helas Keta’ in Timor Island, East Nusa Tenggara, based on an ethnolinguistic perspective. This research employs qualitative-descriptive method. This research is conducted in the three stages namely data collection, data analysis, and data analysis display. The results of the study show that the traditional ritual "Helas Keta" contains various local wisdom values. These local wisdom values ​​appear in linguistic units through the local language of the Atoni Pah Meto ethnic group, namely Uab Meto, which is used by the Atoni Pah Meto ethnic group to communicate. Besides, there are two forms of local wisdom, namely tangible local wisdom and intangible local wisdom. As such, tangible local wisdom containing noble values ​​consists of reed leaves, sticks, stones and water, sacrificial animals, woven bags and betel nut, and tuak. Intangible local wisdom encompasses parable and advice. The values ​​of local wisdom contained in the ritual “Helas Keta” are job description, recognition, kinship and brotherhood strengthening, cooperation and mutual respect, wisdom and justice, confession and repentance, reconciliation, self-purification, love, true peace.

References

Abdullah, I. (2010). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Pustaka Pelajar.

Brata, I. B. (2016). Kearifan budaya lokal perekat identitas bangsa. Jurnal Bakti Saraswati (JBS), 5(1).

Chaer, A. (2013). Kajian Bahasa. Rineka Cipta.

Cholifah, T. N., & Zuhroh, L. (2019). Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Malang Selatan. Media Nusa Creative (MNC Publishing).

Duranty, A. (1997). Linguistic Anthropology. Cambridge University Press.

Edy, S. (2006). Budaya Indonesia, Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Raja Grafindo Persada.

Feka, V. P. (2020). Metafora Antropomorfis dalam Wacana Ritual Bertani Atoin Meto. PROLITERA: Jurnal Penelitian Pendidikan, Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 3(2), 112–123.

Foley, W. A. (1997). Anthropological Linguistics: An Introduction. Blackwell Publishers.

Hafid, A., Rosdin, A., & Soselisa, H. L. (2015). Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Penelitian Dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Hardiman, F. B. (2015). Seni Memahami Hermeneutik dari Schleiermacher sampai Derrida. PT Kanisius.

Ismadi. (2013). Kearifan Lokal & Lingkungan. PT. Gading Inti Prima dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

KBBI. (n.d.). Arti kata rekonsiliasi menurut KBBI. https://www.kbbi.co.id/arti-kata/rekonsiliasi

Lahay, S. J. (2022). Metafora Dalam Kajian Linguistik, Sastra, Dan Terjemahan: Sebuah Pengantar. DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA, 9(1), 83–95.

Liliweri, A. (2019). Pengantar studi kebudayaan. Nusamedia.

Liubana, M. M. J., & Nenohai, I. (2021). Unsur Kearifan Lokal Masyarakat Atoni Pah Meto dalam Legenda Oepunu. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 7(2), 449–461.

Lubis, A. Y. (2016). Filsafat Ilmu Klasik hingga Kontemporer. PT Raja Grafindo Persada.

Mahsun. (2005). Metode Penulisan Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Rajawali Press.

Manafe, Y. D. (2011). Komunikasi ritual pada budaya bertani atoni pah meto di timor-nusa tenggara timur. Jurnal Aspikom, 1(3), 287–298.

Menot, R. M. (2022). Budaya Minum di Bumi Nusantara: Pendahuluan. In Budaya Minum di Indonesia (pp. 24 & 25). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Ndapa Lawa, S.T.M & Nahak, R. . (2021). Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Perkembangan Anak Usia Dini Berbasis Kearifan Lokal di daerah Perbatasan Indonesia-Timor Leste (District Enclave Oikuse).

Neonbasu, G. (2017). Citra Manusia Berbudaya. Sebuah Monografi tentang TIMOR dalam Perspektif Melanesia. Perum LKKBN ANTARA.

Neonbasu, G. (2022). Tanggapi Larangan Uskup Atambua, Ini Makna Tradisi Hel Keta Menurut Budayawan Gregor Neonbasu SVD. https://www.victorynews.id/humaniora/pr3312624727/tanggapi-larangan-uskup-atambua-ini-makna-tradisi-hel-keta-menurut-budayawan-gregor-neonbasu-svd?page=3

Nesi, A., & Rahardi, R. K. (2019). Nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi lisan takanab: Kajian ekolinguistik. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 11(1), 71–90.

Ola, S. S. (2009). Makna dan Nilai Tuturan Ritual Lewak Tapo pada Kelompok Etnik Lamaholot di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Humaniora, 21(3), 301–309.

Salzmann, Z, et al. (2012). Language, Culture, and Society. Westview Press.

Sibarani, R. (2013). Folklor sebagai media dan sumber pendidikan: sebuah ancangan kurikulum dalam pembentukan karakter siswa berbasis nilai budaya Batak Toba. Dalam Endraswara, Suwardi (Editor).

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Pengantar penelitian wahana kebudayaan secara linguistis. Sanata Dharma University Press.

Sudikan, S. Y. (2001). Metode penelitian sastra lisan: paradigma, pendekatan, teori, konsep, teknik penyusunan proposal, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penulisan laporan. Citra Wacana.

Wahab, A. (1991). Isu linguistik: Pengajaran bahasa dan sastra. Airlangga University Press

Published
2023-01-24
How to Cite
Feka, V. P., & Agnes M.D. Rafael. (2023). Local Wisdom Values Of The Atoni Pah Meto Ethnic In The Discourse Of The Traditional Ritual "Helas Keta": An Ethnolinguistic Study. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 15(1), 54-73. https://doi.org/10.36928/jpkm.v15i1.1578